Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2013

Jamur Jamur Lebay

Pernah denger kata ‘jamur’? Apa yang pertama kali terlintas di otak Anda? Ayam Cah Jamur? Mie Ayam Jamur? Tumis Kangkung Jamur Kancing? Atau ... yang sekarang lagi rame, Jamur Crispy? Hayah, itu sih enak. Tapi kalau jamurnya yang tumbuh di liang telinga? Nah, lho? Bingung kan? Sumpah, nggak ada enak-enaknya dan nggak bisa dimakan pula. Ini yang saya rasakan beberapa hari belakangan. Otomikosis (ini nama penyakit, jangan dikira sejenis umbi-umbian). Infeksi jamur pada liang telinga luar. Sebenernya penyakit model ini sih awalnya sudah saya rasakan pada bulan puasa kemarin. Tapi waktu itu sih udah beres, meski harus ditebus dengan biaya yang (bagi saya) sangat ngajak miskin. Runyamnya, nggak tau kenapa tuh jamur bisa nongol lagi kemarin. Tiba-tiba aja. Mau tau rasanya? Silakan dicobain sendiri. Gatel, nyut-nyutan, pusing, berdenging-denging, budeg, leher tegang, berpadu jadi satu. Asoy! Hari ke-4 penderitaan, malamnya saya nggak bisa tidur. Akhirnya, meski dengan perasaan be

Ah, Dasar Saya!

Ini cerita tentang Fufu, laptop hitam manis milik saya. Ralat, milik istri saya (karena waktu saya nikah, saya dapet cewek sekaligus dengan laptopnya, juga TV, printer, magicom, serta kipas angin). Dasar, saya memang lelaki tak bermodal, hanya latihan mengucapkan akad nikah modal saya. Balik ke Fufu, tuts keyboard-nya udah sering copot. Terutama huruf 'i'. Loadingnya juga udah lumayan lama betul. Seperti orang yang harus merenung dulu tiap kali diklik, setelah itu baru bergerak. Mungkin Fufu ingin mengajarkan kepada saya untuk banyak merenung. Maklumlah, Fufu ini sudah berumur. Begitu juga saya, akhir bulan ini insya Allah usia saya bertambah lagi. Balik lagi ke Fufu. Dia selalu saya geber buat ngejar setoran (padahal Fufu ini bukan bajaj). Sementara, saya belum punya doku untuk beli laptop baru. Doku saya baru cukup buat beli beras, sayuran dengan sedikit lauk, dan bubur buat Mata. Ah, dasar saya! Lelaki tak bermodal. Modal saya hanya ketampanan semata (terserah saya, jangan a

Mimpi Sialan!

(Cerpen ini pernah dimuat di majalah Say, Juni 2010) Oleh Irvan Aqila “Hhhuuuu… Dasar ceboolll!!!” suara Drajat membuat Eric langsung mengerut. Anak itu hanya bisa merunduk di mejanya. Tak mampu mengangkat wajahnya walau sedetik. “Wahahahahaaaa…” Dudung terbahak. “Makanya jadi orang tuh tau diri dikit dong! Begitu tuh jadinya kalo di rumahnya nggak punya kaca,” makinya pedas. “Iyah! Udah mah jelek, cebol, miskin, eh malah sok mau dapet cewek cakep lagi,” semprot Mahesa, sarkasme . Nama lengkapnya Mahesaroh. “Ngaca doooonng!” sekarang suara anak-anak sekelas kompak membuat koor . Eric membatu. Tubuhnya serasa beku seketika itu juga. Tulang-tulangnya tak ada satupun yang dapat digerakan lagi. Dia seolah sedang terserang struk mendadak. Semua terjadi begitu cepat, hanya selang beberapa detik setelah tamparan pedas Julia mampir di pipinya yang penuh dengan jerawat segede gundu. Ya Tuhan! Dunia serasa menghimpit tubuhnya. Dan langit sebentar lagi akan runtuh menimpa ba

PROUDLY PRESENT … GENGGONG!

(Cerpen ini pernah dimuat di majalah Say, Juni 2010) Oleh Ryu Tri & Irvan Aqila Hati-hati dengan kotak ajaib di rumah kita! Itu kata guru penulis di SD dulu. Ternyata nasihat itu bener adanya. Televisi atau yang biasa disebut TV memang kini menjelma sebagai kotak penghipnotis yang jitu dan ulung. Nggak percaya? Coba aja survey, ’95 persen dari gaya hidup yang dipakai anak remaja sekarang semuanya mereka jiplak dari yang namanya TV’. Tuh kan?! (Hehe, padahal gue ngasal aja nih :p) Dan itu juga yang kini sedang melanda SMU 55 sekarang. Khususnya dedengkot-dedengkot OSIS mereka. Bayangkan, akibat sebuah tayangan yang saat ini sedang diputar di sebuah stasiun tv swasta dan lagi happening , yakni sinetron yang menceritakan geng-gengan remaja, dedengkot OSIS SMU 55 jadi ikut kerasukan roh sinetron tersebut. Mereka tiba-tiba aja nekat ingin membuat lomba bertemakan ‘geng-gengan’ seperti yang ada di sinetron itu di sekolah mereka. Hiyyah … “Kalo menurut sayah mah , mendingan